Hey kawan-kawan!
Jumpa lagi dengan orang paling menjijikan di dunia ini!
ha...ha...ha...ha...
Gue cuma mau bagi-bagi cerita nich!
Kemarin Jum'at(01/01) gue sama teman-teman teater gue pergi ke desa Giyanti, desa kecil di Kabupaten Wonosobo yang semoga tetep ASRI. Walaupun hanya desa kecil, namun keberadaannya diakui di Wonosobo, karena budaya dan adatnya masih terjaga sampai sekarang.
Nah, waktu kita sampai di sana, kita datang sebagai tamu undangan mewakili SMAN 1 Wonosobo tercinta. Sebenaranya undangan ini untuk karawitan, tari, dan teater. Tapi entah karena apa, yang berangkan hanya segelintir anak dari teater. Takapalah, yang penting bisa cari ilmu dan nambah pengalaman. Saat kami tiba disana, suasana di desa tersebut sudah sangat ramai. Eh, gue lupa nyebutin acaranya apa. Acaranya adalah "Nyadran Suro". Acara tersebut adalah dalam rangka untuk memperingati tahun baru Jawa(maaf, gue bilang Jawa, bukan Islam, coz ini di Jawa, dan pakai kalender Jawa. Walaupun gue muslim). Disana ada berbagai macam acara yang dimulai dari malam tahun baru, hingga malam Sabtu. Nah, kebetulan saat kami datang sedang ada acara ritual di pemakaman. Namun para pengunjung tidak diijinkan memasuki area makam, sehingga kami menanti di gerbang makam. Setelah ritual selesai, arak-arakan dimulai. Arak-arakan ini sangat unik menurut gue yang nggak pernah lihat upacara adat. Ketika para sesepuh desa, pemain seni tari Barongan, dan beberapa orang yang membaya boneka yang kemungkinan adalah boneka leluhur(karena saya tidak mewawancarai mereka, jadi tidak tahu) keluar, mereka diikuti oleh dua anak yang membawa ondel-ondel dan pemain kuda lumping yang sudah stand by sejak awal. Kemrudian para pengunjung baru bisa mengikuti mereka dari belakang. Mereka berputar mengelilingi desa dan menuju ke sanggar seni Kertojanti. Para sesepuh menuju ke pohon besar yang terdapat di samping sanggar untuk berdoa, kemudian pemain seni tari Barongan dan Kuda Lumping menunjukkan kebolehannya di jalan depan sanggar tersebut. Wah, yang saya tunggu-tunggu adalah kesenian yang sudah populer, namun yang ini merupakan versi jaman dulu atawa versi aslinya. Tak lain dan tak bukan adalah............
Jeng..jeng..!! Tari Lengger Rikala Jaman Rumiyin! Tari lengger yang sebenarnya adalah tarian pria yang menyamar menjadi wanita, kini bisa ku lihat dengan kedua mataku ini. Akhirnya sekarang gue pernah melihat lengger yang asli. Pada jaman sekarang, lengger dibawakan oleh penari wanita, jadi gue sempat takjub kepada sang penari.
Setelah melihat kesenian tradisional yang mengagumkan, disana dibagikan makanan yang diletakkan di sepanjang jalan dan makanan tersebut dimakan bersama-sama. Mungkin kalau kau melihat acara ini, ada baiknya kalau membawa tas untuk menampung makanan. Hehehe...
Tapi buat tamu undangan juga ada makanan serupa, namun tidak untuk direbutkan dan disajikan di atas meja. Setelah puas melihat sekitar, berfoto-foto, dan hari yang sudah menjelang waktu untuk shalat Jum'at, kami pun pulang menuju SMAN 1 Wonosobo. Yang cowok pun langsung berlari menuju masjid karena hampir telat.
Fyuh! Akhirnya kita bisa juga. Dan itu merupakan hari yang indah untuk dikenang.
mau liat foto2nya? Lihat di FB gue, di album nyadran suro.
Eh, kalau kalian penasaran tentang acara tersebut, tunggu liputan acara tersebut di acara Si Unyil, karena acara tersebut diliput oleh TRANS 7, khususnya sama unyil, walaupun kameramannya bukan unyil. Hehehe... Pantengin aja tuh si unyil di trans 7.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jam dinding pun tertawa
Sekilas tentang kami

- XI IPA 1 Present
- Menuntut akan kebutuhan siswa-siswi SMAN 1 Wonosobo, kami mendapat tugas untuk mengembangkan blog kami untuk proses pembelajaran.
1 komentar:
ada orang giyanti g disini? klo ad add fb q y https://www.facebook.com/M.Syafi
Posting Komentar